Siapakah Yesus Kristus? Berbeda dengan pertanyaan, "Apakah ada Allah?" jarang orang mempertanyakan apakah Yesus Kristus ada. Pada umumnya Yesus dipandang sebagai seseorang yang hidup di bumi di Israel 2000 tahun yang lampau. Perdebatan baru dimulai ketika topik mengenai identitas Yesus didiskusikan. Hampir setiap agama besar mengajarkan bahwa Yesus adalah seorang nabi, atau guru yang baik atau seorang manusia yang saleh. Masalahnya Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Yesus lebih dari sekedar seorang nabi, guru yang baik atau orang yang saleh.
C.S. Lewis dalam bukunya Mere Christianity menulis: "Saya berusaha mencegah orang dari mengatakan hal-hal yang bodoh yang biasanya orang katakan mengenai Dia [Yesus Kristus]: "Saya siap untuk menerima Dia sebagai seorang pengajar moral yang agung, tapi saya tidak menerima klaim bahwa Dia adalah Allah." Ini adalah sesuatu yang kita tidak boleh katakan. Seorang manusia biasa dan mengucapkan apa yang dikatakan oleh Yesus tidak mungkin merupakan seoarng pengajar moral yang agung. Kalau orang itu bukan orang gila " yang setara dengan orang yang mengatakan bahwa dia adalah telur rebus " atau dia adalah si Iblis dari neraka. Engkau harus menentukan pilihanmu. Apakah orang ini adalah Anak Allah, atau orang gila atau lebih parah". Engkau bisa menutup telinga dan menganggap Dia orang bodoh, engkau bisa meludahi Dia dan membunuh Dia sebagai iblis, atau engkau bisa tersungkur di kakiNya dan menyebut Dia Tuhan dan Allah. Tapi jangan mencari alasan yang tidak-tidak dengan mengatakan bahwa Dia hanyalah seorang pengajar yang agung. Dia tidak memberikan opsi itu kepada kita. Dia tidak bermaksud untuk melakukan itu.
Jadi siapakah Yesus? Apa kata Alkitab mengenai Dia? Pertama-tama, mari kita lihat kata-kata Tuhan Yesus dalam Yohanes 10:30, "Aku dan Bapa adalah satu." Sekilas, ini kelihatannya bukan merupakan sebuah klaim bahwa Dia adalah Allah. Namun kalau dilihat dari reaksi orang-orang Yahudi terhadap pernyataan ini "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." (Yohanes 10:33). Orang-orang Yahudi mengerti pernyataan Yesus sebagai sebuah klaim bahwa Dia adalah Allah. Dalam ayat-ayat berikutnya Yesus tidak pernah mengoreksi orang-orang Yahudi dengan mengatakan, "Saya tidak mengaku diri sebagai Allah." Hal ini menunjukkan bahwa Yesus betul-betul mengatakan bahwa Dia adalah Allah dengan mengumumkan, "Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30). Yohanes 8:58 adalah contoh lainnya. Yesus memproklamirkan, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Kembali orang-orang Yahudi berespon dengan mengambil batu dan berusaha melempari Yesus (Yohanes 8:59). Yesus mengumumkan identitasnya dengan menggunakan "Aku adalah" yang adalah merupakan penerapan langsung dari nama Allah dalam Perjanjian Lama (Keluaran 3:14). Mengapa orang-orang Yahudi mau melempari Yesus dengan batu kalau bukan karena Dia mengatakan sesuatu yang mereka anggap menghujat Allah, yaitu dengan mengaku diri sebagai Allah?
Yohanes 1:1 mengatakan, "Firman itu adalah Allah." Yohanes 1:14 mengatakan, "Firman itu telah menjadi manusia." Ini jelas mengindikasikan bahwa Yesus adalah Allah dalam wujud manusia. Thomas sang murid mengungkapkan pada Yesus, "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes 20:28). Yesus tidak mengoreksi dia. Rasul Paulus menggambarkan Dia sebagai, ""Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus" (Titus 2:13). Rasul Petrus mengatakan hal yang sama, ""Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus." (2 Petrus 1:1). Allah Bapa adalah Saksi dari identitas Yesus yang sepenuhnya, "Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran." Nubuat-nubuat mengenai Kristus dalam Perjanjian Lama menyatakan keillahianNya, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."
Jadi, sebagaimana dikatakan oleh C.S. Lewis, percaya kepada Yesus sebagai seorang guru yang baik bukanlah sebuah pilihan. Yesus dengan jelas dan tak dapat disangkali mengakui diriNya sebagai Allah. Kalau Dia bukan Allah, Dia adalah seorang pendusta dan bukanlah seorang nabi, guru yang baik atau manusia yang beribadah. Dalam usaha untuk menjelaskan apa yang dikatakan oleh Yesus, para "sarjana-sarjana" modern mengatakan bahwa "Yesus sejarah yang sejati" tidak mengucapkan banyak hal yang Alkitab katakan sebagai diucapkan oleh Yesus. Siapakah kita yang dapat berdebat dengan Firman Tuhan mengenai apa yang Yesus katakan atau tidak katakan? Bagaimana seorang "sarjana" yang dua ribu tahun terpisah dari Yesus dapat lebih mengerti apa yang Yesus katakan dan tidak katakan dibanding dengan mereka yang hidup bersama Dia, melayani bersama Dia dan diajar langsung oleh Yesus sendiri (Yohanes 14:26)?
Mengapa pertanyaan mengenai identitas Yesus yang sebenarnya begitu penting? Mengapa penting kalau Yesus itu Allah atau bukan? Alasan yang paling penting bahwa Yesus haruslah Allah adalah bahwa jikalau Dia bukan Allah, kematianNya tidaklah cukup untuk membayar hutang dosa seluruh dunia (1 Yohanes 2:2). Hanya Allah yang dapat membayar hutang sebesar itu (Roma 5:8; 2 Korintus 5:21). Yesus haruslah Allah sehingga Dia dapat membayar hutang kita. Yesus haruslah manusia supaya Dia bisa mati. Keselamatan hanya tersedia melalui iman di dalam Yesus Kristus! Keillahian Yesus adalah alasan mengapa Dia adalah satu-satunya jalan keselamatan. Keillahian Yesus adalah penyebab mengapa Dia mengumumkan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:6).
Alkitab tidak pernah mencatat Yesus secara persis mengucapkan kalimat, "Saya adalah Allah." Namun ini tidak berarti bahwa Dia tidak memproklamirkan bahwa Dia adalah Allah. Ambil sebagai contoh kata-kata Yesus dalam Yohanes 10:30, "Aku dan Bapa adalah satu." Sekilas sepertinya ini bukan sebuah pengakuan sebagai Allah. Namun coba perhatikan reaksi orang-orang Yahudi terhadap pernyataan Yesus, "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah" (Yohanes 10:33). Orang-orang Yahudi memahami pernyataan Yesus sebagai pengakuan bahwa Dia adalah Allah. Dalam ayat-ayat berikutnya, Yesus tidak pernah mengoreksi apa yang dikatakan oleh orang-orang Yahudi dengan mengatakan, "Saya tidak mengklaim sebagai Allah." Ini menunjukkan bahwa Yesus betul-betul berkata bahwa Dia adalah Allah dengan mengatakan, "Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30). Yohanes 8:58 adalah contoh lainnya. Yesus mengatakan, "Sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Kembali, sebagai responnya, orang-orang Yahudi mengambil batu dan berusaha merajam Yesus (Yohanes 8:59). Mengapa orang-orang Yahudi berusaha merajam Yesus jikalau Dia tidak mengucapkan sesuatu yang mereka percaya sebagai penghujatan, yaitu mengakui diri sebagai Allah?
Yohanes 1:1 mengatakan, "Firman itu adalah Allah." Yohanes 1:14 mengatakan, "Firman itu telah menjadi manusia." Ini dengan jelas mengindikasikan bahwa Yesus adalah Allah dalam wujud manusia. Kisah Rasul 20:28 memberitahu kita, "" untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri" (Kisah Rasul 20:28). Siapa yang telah membeli gereja dengan darahNya sendiri? Yesus Kristus. Kisah Rasul 20:28 mengatakan bahwa Allah telah membeli gereja dengan darahNya sendiri. Karena itu Yesus adalah Allah!
Mengenai Yesus, Thomas, sang murid berseru, "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes 20:28). Yesus tidak mengoreksi dia. Titus 2:13 mendorong kita untuk menantikan kedatangan Allah dan Juruselamat kita " Yesus Kristus (lihat pula 2 Petrus 1:1). Dalam Ibrani 1:8, Bapa berbicara mengenai Yesus, "Tetapi tentang Anak Ia berkata: `Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.""
Dalam Wahyu, malaikat menginstruksikan Rasul Yohanes untuk hanya menyembah kepada Allah (Wahyu 19:10). Beberapa kali dalam Alkitab Yesus menerima penyembahan (Matius 2:11; 14:33; 28:9, 17; Lukas 24:52; Yohanes 9:38). Dia tidak pernah menegur orang-orang yang menyembah Dia. Kalau Yesus bukan Allah, Dia pasti akan melarang orang-orang menyembah Dia, sama seperti malaikat dalam kitab Wahyu. Masih banyak lagi ayat-ayat Alkitab yang berbicara mengenai keillahian Yesus.
Alasan paling utama Yesus haruslah Allah adalah bahwa jikalau Dia bukan Allah, kematianNya tidak cukup untuk membayar hukuman dosa dunia (1 Yohanes 2:2). Hanya Allah yang sanggup membayar hukuman yang begitu besar. Hanya Allah yang dapat menanggung dosa seisi dunia (2 Korintus 5:21), mati dan dibangkitkan " membuktikan kemenanganNya atas dosa dan kematian.
Apakah Allah ada? Saya merasa tertarik melihat begitu banyak perhatian yang diberikan kepada perdebatan ini. Survei terbaru mengatakan 90% masyarakat dunia percaya akan keberadaan Allah atau kuasa lain semacamnya. Namun demikian, tanggung jawab untuk membuktikan keberadaan Tuhan dilemparkan pada orang-orang yang percaya bahwa Tuhan ada. Menurut saya seharusnya terbalik.
Namun demikian, keberadaan Allah tidak dapat dibuktikan atau disangkal. Alkitab bahkan mengatakan bahwa kita harus menerima keberadaan Allah dengan iman. "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (Ibrani 11:6). Jikalau Allah menghendaki, Dia bisa muncul begitu saja dan membuktikan pada seluruh dunia bahwa Dia ada. Namun jikalau Dia melakukan hal itu, tidak diperlukan iman. "Kata Yesus kepadanya: `Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya"" (Yohanes 20:29).
Tidak berarti bahwa tidak ada bukti keberadaan Allah. Alkitab menyatakan "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi (Mazmur 19:1-4). Saat memandang bintang-bintang, kala memahami luasnya alam semesta, ketika mengamati keajaiban alam dan menikmati keindahan matahari terbenam " semua ini menunjuk pada Allah sang Pencipta. Jikalau semua ini masih tidak cukup, di dalam hati kita masih ada bukti keberadaan Allah. Pengkhotbah 3:11 memberitahu kita, "bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Jauh di dalam diri kita ada suatu pengenalan bahwa ada sesuatu yang melampaui hidup dan dunia ini. Kita dapat secara intelektual menolak pengenalan ini, namun kehadiran Allah di dalam diri kita dan melalui diri kita akan terus ada. Sekalipun demikian, Alkitab memperingatkan kita bahwa beberapa orang akan terus menyangkal keberadaan Allah, "Orang bebal berkata dalam hatinya: `Tidak ada Allah"." (Mazmur 14:1). Karena lebih 98% orang-orang sepanjang sejarah, dalam semua kebudayaan dan peradaban, di semua benua, percaya akan adanya semacam Allah, pastilah ada sesuatu (atau seseorang) yang menyebabkan kepercayaan semacam ini.
Selain argumentasi Alkitab mengenai keberadaan Allah, ada pula argumentasi logis. Pertama-tama adalah argumentasi ontologis. Bentuk argumentasi ontologis yang paling populer pada dasarnya menggunakan konsep keTuhanan untuk membuktikan keberadaan Allah. Hal ini dimulai dengan mendefinisikan Allah sebagai, "sesuatu yang paling besar yang dapat dipikirkan." Dikatakan bahwa ada itu lebih besar dari tidak ada; dan karena itu keberadaan yang paling besar haruslah ada. Kalau Allah tidak ada, maka Allah bukanlah keberadaan terbesar yang dapat dipikirkan " namun hal ini akan berlawanan dengan definisi mengenai Allah. Argumentasi ke dua adalah argumentasi teleologis. Argumentasi teleologis mengatakan karena alam semesta mempertunjukkan desain yang begitu luar biasa, pastilah ada seorang desainer Illahi. Contohnya, kalau saja bumi lebih dekat atau lebih jauh beberapa ratus mil dari matahari, bumi ini tidak akan mampu mendukung kehidupan seperti yang ada sekarang ini. Jikalau unsur-unsur alam di atmosfir kita berbeda beberapa persen saja dari apa yang ada, semua mahluk hidup di atas bumi ini akan binasa. Kemungkinan untuk sebuah molekul protein terbentuk secara kebetulan adalah 1:10243 (yaitu angka 10 yang diikuti oleh 243 angka nol). Sebuah sel terdiri dari jutaan molekul protein.
Argumentasi logis ketiga mengenai keberadaan Allah disebut argumentasi kosmologis. Setiap akibat pasti ada penyebabnya. Alam semesta dan segala isinya adalah akibat atau hasil. Pastilah ada sesuatu yang mengakibatkan segalanya ada. Pada akhirnya, haruslah ada sesuatu yang "tidak disebabkan" yang mengakibatkan segala sesuatu ada. Sesuatu yang "tidak disebabkan" itu adalah Allah. Argumentasi keempat dikenal sebagai argumentasi moral. Setiap kebudayaan dalam sejarah selalu memiliki sejenis hukum/peraturan. Setiap orang memiliki perasaan benar dan salah. Pembunuhan, berbohong, mencuri dan imoralitas hampir selalu ditolak secara universal. Dari manakah datangnya perasaan benar dan salah ini kalau bukan dari Allah yang suci?
Sekalipun demikian, Alkitab memberitahu kita bahwa orang-orang akan menolak pengetahuan yang jelas dan tak dapat disangkal mengenai Allah, dan percaya kepada kebohongan. Roma 1:25 berseru, "Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin." Alkitab juga memproklamirkan bahwa manusia tidak dapat berdalih untuk tidak percaya kepada Allah, "Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih" (Roma 1:20).
Orang-orang menolak untuk percaya kepada Tuhan karena "tidak ilmiah" atau "karena tidak ada bukti." Alasan sebenarnya adalah begitu orang mengaku bahwa Allah itu ada, orang sadar bahwa mereka harus bertanggung jawab untuk segala sesuatu yang dilakukan. Kalau Allah tidak ada, maka kita bisa melakukan apa saja yang kita inginkan tanpa takut kepada Tuhan yang akan menghakimi kita. Saya percaya inilah sebabnya mengapa begitu banyak orang dalam masyarakat kita yang berpegang teguh pada evolusi, yaitu untuk memberi orang-orang alternatif untuk tidak percaya kepada Allah sang Pencipta. Allah ada dan pada akhirnya setiap orang tahu bahwa Allah ada. Bahkan fakta bahwa ada orang yang begitu sengitnya berusaha menolak keberadaan Allah pada dasarnya adalah merupakan bukti keberadaanNya.
Izinkan saya untuk memberikan argumentasi terakhir mengenai keberadaan Allah. Bagaimana saya bisa tahu bahwa Allah ada? Saya tahu Allah ada karena saya berbicara kepadaNya setiap hari. Saya tidak mendengar suaraNya berbicara kepada saya, namun saya merasakan kehadiranNya, saya merasakan pimpinanNya, saya mengenal kasihNya, saya merindukan anugerahNya. Banyak hal yang terjadi dalam hidup saya tidak dapat dijelaskan selain dari Tuhan. Dengan cara yang begitu ajaib Dia menyelamatkan saya dan mengubah hidup saya sehingga mau tidak mau saya harus mengakui dan mensyukuri keberadaanNya. Tidak ada satupun argumentasi ini yang secara sendirinya dapat meyakinkan seseorang yang terus menolak mengakui sesuatu yang sudah begitu jelas. Pada akhirnya, keberadaan Allah harus diterima melalui iman (Ibrani 11:6). Iman kepada Tuhan bukanlah iman yang buta, namun adalah melangkah dengan aman ke dalam ruangan yang terang di mana 90% orang sudah menanti.
Kita tahu bahwa Tuhan betul-betul ada karena Dia telah menyatakan diriNya kepada kita dengan tiga cara: dalam penciptaan, melalui firmanNya dan dalam diri AnakNya, Yesus Kristus.
Bukti paling dasar dari keberadaan Tuhan adalah apa yang telah Dia ciptakan. "Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka [orang-orang yang tidak percaya] tidak dapat berdalih" (Roma 1:20). "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya" (Mazmur 19:2).
Kalau saya menemukan sebuah jam tangan di tengah lapangan, saya tidak akan menganggap bahwa jam tangan tsb "muncul" begitu saja, atau memang sudah ada dengan sendirinya. Berdasarkan desain dari jam tangan tsb saya mengasumsikan bahwa ada orang yang mendesain jam tangan itu. Namun saya melihat ada desain dan ketepatan yang lebih agung dalam dunia sekitar kita. Cara kita menghitung waktu bukan berdasarkan pada jam tangan, namun berdasarkan karya agung Tuhan, perputaran bumi (dan kandungan radioaktif dari atom Cesium-133). Alam semesta menyatakan desain yang luar biasa, dan semua ini memperlihatkan adanya sang Desainer Agung.
Jikalau saya menemukan berita yang disandikan, saya akan mencari seorang pemecah sandi untuk memecahkan kode berita itu. Asumsi saya adalah bahwa pasti ada seorang pengirim berita, seseorang cerdas yang menciptakan kode itu. Bagaimana kompleksnya "kode" DNA dalam setiap sel tubuh kita? Bukankah kompleksitas dan tujuan dari DNA menyatakan adanya Penulis kode yang berakal budi?
Bukan saja Tuhan telah menciptakan dunia yang begitu kompleks dan teratur, Dia juga telah menanamkan rasa kekekalan dalam diri setiap insan (Pengkhotbah 3:11). Umat manusia memiliki naluri yang tajam bahwa hidup ini bukan hanya yang kelihatan saat ini saja; bahwa ada suatu keberadaan yang melampaui apa yang ada di bumi ini. Naluri kekekalan kita menyatakan diri dalam paling sedikit dua hal: hukum dan penyembahan.
Setiap peradaban dalam sejarah memiliki aturan-aturan hukum tertentu yang secara mengejutkan memiliki kesamaan dari budaya yang satu ke budaya lainnya. Contohnya kasih dihargai di mana-mana, sementara kebohongan dicela secara universal. Ini adalah moralitas umum, suatu pengertian global mengenai benar dan salah, yang menunjuk pada Dia, Pribadi yang Bermoral Tertinggi, yang memberikan perasaan benar dan salah seperti itu kepada kita.
Demikian pula orang-orang di seluruh dunia, tanpa memandang budaya, selalu memiliki sistim penyembahan. Obyek penyembahan itu sendiri mungkin berbeda, namun perasaan adanya "kuasa yang lebih tinggi" adalah merupakan bagian yang tak dapat disangkal dalam diri manusia. Kecenderungan kita untuk menyembah adalah sesuai dengan fakta bahwa Tuhan menciptakan kita "dalam gambarNya" (Kejadian 1:27).
Tuhan juga telah mengungkapkan diriNya kepada kita melalui FirmanNya, Alkitab. Dalam Alkitab, keberadaan Allah dipelakukan sebagai fakta yang sudah jelas (Kejadian 1:1; Keluaran 3:14). Ketika Benjamin Franklin menuliskan Autobiography-nya, dia tidak menghabiskan waktu untuk membuktikan bahwa dia ada. Demikian pula Tuhan tidak menghabiskan waktu untuk membuktikan keberadaanNya dalam kitab yang ditulisNya. pribadiAlkitab yang mampu mengubah hidup, integritasnya, dan mujizat penulisannya seharusnya cukup untuk membuat kita menaruh perhatian pada Alkitab.
Cara ketiga Tuhan menyatakan dirinya adalah melalui anakNya, Yesus Kristus (Yohanes 14:6-11). Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, (Yohanes 1:1, 14). Di dalam Yesus Kristus, berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keAllahan" (Kolose 2:9).
Dalam kehidupan Yesus yang luarbiasa, Dia memelihara seluruh hukum Perjanjian Lama dengan sempurna dan menggenapkan nubuat-nubuat mengenai Mesias (Matius 5:17). Dia melakukan begitu banyak karya yang menyatakan belas kasihannya, Dia mengerjakan mujizat-mujizat di depan umum yang mengesahkan berita yang disampaikannya dan membuktikan keillahianNya (Yohanes 21:24-25). Kemudian, tiga hari setelah penyalibanNya, Dia bangkit dari orang mati, sebuah fakta yang diteguhkan oleh ratusan saksi-saksi mata (1 Korintus 15:6). Catatan sejarah dipenuhi dengan "bukti" mengenai siapakah Yesus itu. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rasul Paulus, "Perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil" (Kisah 26:26).
Kita sadar bahwa selalu ada orang yang sulit percaya, orang-orang yang punya ide sendiri mengenai Tuhan dan menafsirkan bukti-bukti dengan semaunya. Dan akan ada pula sebagian orang yang bukti sebanyak apapun tidak akan dapat meyakinkan mereka (Mazmur 14:1). Pada akhirnya semuanya adalah iman (Ibrani 11:6).
1 Korintus 15:1-4 mengatakan, "Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu--kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci."
Secara singkat itulah yang dipercaya oleh keKristenan. KeKristenan memiliki keunikan dibanding dengan iman kepercayaan lainnya karena keKristenan lebih berbicara mengenai hubungan dan bukan soal cara beragama. Tujuan seorang Kristen adalah berusaha berjalan lebih dekat dengan Allah Bapa dan bukan sekedar mengikuti daftar berbagai keharusan dan larangan. Hubungan ini dimungkinkan karena pekerjaan Yesus Kristus dan pelayanan Roh Kudus dalam hidup orang Kristen.
Orang-orang Kristen percaya bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah dan merupakan Firman Tuhan yang tanpa salah, dan pengajarannya memiliki otoritas tertinggi (2 Timotius 3:16; 2 Petrus 1:20-21). Orang-orang Kristen percaya kepada Allah yang esa dalam tiga pribadi, Bapa, Anak (Yesus Kristus) dan Roh Kudus.
Orang-orang Kristen percaya bahwa tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk memiliki relasi dengan Allah, namun dosa telah memisahkan semua orang dari Allah (Roma 5:12; Roma 3:23). KeKristenan mengajarkan bahwa Yesus Kristus pernah hidup di bumi ini, sepenuhnya Allah dan juga sepenuhnya manusia (Filipi 2:6-11), dan mati di salib. Orang-orang Kristen percaya bahwa setelah kematianNya di atas salib, Kristus dikuburkan, Dia bangkit kembali dan sekarang berada di sebelah kanan Bapa, berdoa syafaat bagi orang-orang percaya (Ibrani 7:25). KeKristenan menyatakan bahwa kematian Yesus di atas salib sudah cukup untuk membayar lunas hutang dosa dari segenap manusia dan memulihkan hubungan yang antara Allah dan manusia yang sebelumnya sudah putus (Ibrani 9:11-14; Ibrani 10:10; Roma 6:23; Roma 5:8).
Supaya dapat diselamatkan, seseorang hanya perlu menaruh imannya secara keseluruhan pada karya Kristus yang sudah diselesaikan di atas salib. Jika seseorang percaya bahwa Kristus telah mati baginya dan membayar harga dosa-dosanya, dan bangkit kembali, orang itu sudah diselamatkan. Tidak ada sesuatupun yang dapat dilakukan untuk mendapatkan keselamatan. Tidak ada seorangpun yang "cukup baik" untuk menyenangkan Tuhan dengan usahanya sendiri karena kita semua adalah orang-orang berdosa (Yesaya 64:6-7; 53:6). Selanjutnya tidak ada hal-hal lain yang masih perlu dilakukan karena Kristus telah mencukupkan segala yang dibutuhkan! Ketika Yesus disalibkan, Yesus berkata, "Sudah selesai" (Yohanes 19:30).
Sama seperti tidak ada yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan keselamatan, setelah seseorang percaya kepada karya Kristus di atas salib, tidak ada yang dapat menyebabkan seseorang kehilangan keselamatannya. Ingat, karya keselamatan dikerjakan dan digenapi oleh Kristus! Tidak ada sesuatupun mengenai keselamatan yang tergantung pada orang yang menerimanya! Yohanes 10:27-29 mengatakan, "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan [seorangpun] tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan [mereka] kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan [seorangpun] tidak dapat merebut [mereka] dari tangan Bapa."
Mungkin ada orang yang berpikir, "Bagus, begitu saya diselamatkan, saya bebas melakukan apa saja yang saya mau dan tidak akan kehilangan keselamatanku!" Keselamatan bukan berarti bebas melakukan apa saja yang diinginkan. Keselamatan adalah menjadi bebas dari perhambaan kepada pribadidosa dan bebas untuk membangun hubungan yang benar dengan Allah. Selama orang-orang percaya masih hidup dalam dunia ini dengan tubuh dosa mereka, akan senantiasa ada pergumulan dengan dosa. Hidup dalam dosa menghalangi hubungan Tuhan dengan manusia, dan selama seorang percaya hidup dalam dosa, dia tidak dapat menikmati hubungan yang Allah inginkan baginya. Namun demikian, orang-orang Kristen dapat memperoleh kemenangan dalam pergumulan melawan dosa dengan mempelajari dan menerapkan Firman Tuhan (Alkitab) dalam hidup mereka, dan dengan dikuasai oleh Roh Kudus, yaitu dengan menaklukkan diri kepada pimpinan dan gerakan Roh Kudus dalam situasi sehari-hari dan melalui pertolongan Roh Kudus menaati Firman Tuhan.
Jadi, sekalipun banyak agama menuntut seseorang melakukan hal-hal tertentu atau menghindari hal-hal tertentu, keKristenan adalah mengenai hubungan dengan Allah. KeKristenan adalah mengenai percaya bahwa Kristus mati di atas salib sebagai pembayaran untuk dosa kita sendiri dan kemudian bangkit kembali. Hutang dosa Anda telah dilunasi dan Anda dapat memiliki persekutuan dengan Allah. Anda dapat memperoleh kemenangan atas pribadidosa Anda dan berjalan dalam persekutuan dan ketaatan kepada Allah. Inilah keKristenan yang Alkitabiah dan sejati.
Kabar baik bagi kita, dalam kita berusaha menjawab pertanyaan ini, adalah bahwa banyak yang dapat kita ketahui mengenai Allah! Anda yang membaca penjelasan ini mungkin akan lebih jelas kalau Anda membaca seluruh penjelasan ini lebih dahulu dan kemudian mengulangi mempelajari bagian-bagian Alkitab yang disebutkan supaya mendapatkan pemahaman yang lebih jelas. Referensi-referensi Alkitab mutlak diperlukan karena tanpa otoritas Alkitab apa yang dikatakan di sini tidak lebih dari sekedar opini manusia yang sering salah mengerti Tuhan (Ayub 42:7). Kita tidak pernah dapat mengatakan dengan cukup betapa pentingnya bagi kita untuk mencoba mengerti siapa Tuhan itu! Kegagalan kita mengerti siapa Tuhan akan menyebabkan kita membentuk, mengikuti dan menyembah illah yang salah yang berlawanan dengan kehendakNya (Keluaran 20:3-5).
Kita hanya dapat mengetahui apa yang Allah sendiri ungkapkan. Salah satu dari atribut atau qualitas Allah adalah "terang", yang artinya hanya Dia sendiri yang dapat mengungkapkan informasi mengenai diriNya (Yesaya 60:19; Yakobus 1:17). Fakta bahwa Allah telah mengungkapkan pengetahuan mengenai diriNya sendiri tidak boleh diabaikan begitu saja, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. (Ibrani 4:1). Ciptaan, Alkitab dan Sang Firman yang telah menjadi daging (Yesus Kristus) akan menolong kita untuk mengenal bagaimanakah Tuhan itu.
Mari kita mulai dengan memahami bahwa Tuhan Allah adalah Pencipta kita dan kita adalah bagian dari ciptaanNya (Kejadian 1:1; Mazmur 24:1). Tuhan berfirman bahwa manusia diciptakan menurut gambarNya. Manusia melampaui segala ciptaan dan diberikan kuasa atas ciptaan lainnya (Kejadian 1:26-28). Ciptaan telah dikotori oleh "kejatuhan" namun tetap memberikan gambaran mengenai karya Tuhan (Kejadian 3:17-18; Roma 1:19-20). Dengan mempertimbangkan luasnya ciptaan Tuhan, kompleksitasnya, keindahan dan keteraturannya, kita dapat membayangkan keluarbiasaan Tuhan.
Beberapa nama Tuhan berikut ini dapat menolong kita dalam usaha kita mengerti seperti apakah Tuhan itu.
Elohim " Yang kuat, illahi (Kejadian 1:1)
Adonai " Tuhan, mengindikasikan hubungan antara Majikan dan hamba (Keluaran 4:10, 13)
El Elyon " Yang Mahatinggi, Yang paling perkasa (Yesaya 14:20)
El Roi " Yang kuat Yang melihat (Kejadian 16:13)
El Shaddai " Allah yang Mahakuasa (Kejadian 17:1)
El Olam " Allah yang kekal (Yesaya 40:28)
Yahweh " TUHAN yang "adalah Aku", artinya Allah yang berada dengan sendirinya dalam kekekalan (Keluaran 3:13,14)
Mari kita melanjutkan mempelajari atribut-attibut lainnya dari Allah. Allah itu kekal, berarti Dia tidak berawal dan keberadaanNya tidak akan pernah berakhir. Dia kekal, tak terbatas (Ulangan 33:27; Mazmur 90:2; 1 Timotius 1:17). Allah itu tidak berubah, dan ini berarti Allah dapat dipercaya dan diandalkan (Maleakhi 3:6; Bilangan 23:19; Mazmur 102:26, 27). Allah tak terbandingkan, artinya tidak ada satupun yang seperti Dia dalam karya atau keberadaan; Dia tak ada taranya dan sempurna adanya (2 Samuel 7:22; Mazmur 86:8; Yesaya 40:25; Matius 5:48). Allah itu melampaui segala pengertian, artinya Dia tidak dapat diselami dan tidak dapat dipahami secara sempurna (Yesaya 40:28; Mazmur 145:3; Roma 11:33,34).
Allah itu adil, artinya Dia tidak membeda-bedakan seorang dengan yang lain (Ulangan 32:4; Mazmur 18:31). Allah Mahakuasa, artinya Dia berkuasa atas segalanya, Dia dapat melakukan apa saja yang dikehendakiNya, namun apa yang dilakukanNya senantiasa sesuai dengan karakterNya (Wahyu 19:6; Yeremia 32:17, 27). Allah Mahahadir, artinya Dia senantiasa hadir dan Dia hadir di mana-mana, namun tidak berarti segalanya adalah Tuhan (Mazmur 139:7-13; Yeremia 23:23). Allah Mahatahu, artinya Dia mengetahui masa dulu, sekarang dan akan datang, bahkan segala yang kita pikirkan. Karena Dia mengetahui segala sesuatu, keadilannya selalu ditegakkan (Mazmur 139:1-5; Amsal 5:21).
Allah itu Esa, artinya bukan saja tidak ada Allah lain, tapi juga berarti hanya Dia yang dapat memenuhi kebutuhan hati kita yang paling dalam, dan hanya Dia satu-satunya yang layak untuk kita sembah dan puja (Ulangan 6:4). Tuhan itu benar adanya, artinya Dia tidak bisa dan tidak akan membiarkan kesalahan. Karena kebenaran dan keadilanNya maka Yesus harus menanggung hukuman Tuhan karena dosa-dosa kita sehingga dosa-dosa kita dapat diampuni (Keluaran 9:27; Matius 27:45-46; Roma 3:21-26).
Allah berdaulat, artinya Dia adalah Pemegang kekuasaan tertinggi. Semua ciptaanNya, sadar atau tidak sadar, tidak dapat merusak rencana-rencanaNya (Mazmur 93:1; 95:3; Yeremia 23:20). Allah itu Roh, artinya Dia tidak kelihatan (Yohanes 1:18, 4:24). Allah adalah Allah Tritunggal, artinya tiga tapi satu, sama secara substansi, setara dalam kuasa dan kemuliaan. Perhatikan bahwa dalam Matius 28:19, dalam bahasa Inggris, "nama" adalah dalam bentuk tunggal sekalipun dipakai untuk tiga pribadi berbeda-"Bapa, Anak, Roh Kudus" (Matius 28:19; Markus 1:9-11). Allah adalah kebenaran, artinya Dia tidak pernah bertentangan dengan diriNya sendiri, dan tidak dapat melakukan yang tidak benar dan tidak berbohong (Mazmur 117:2; 1 Samuel 15:29).
Allah suci, artinya Dia tidak dapat bercampur dengan segala kerusakan moral dan menentang segala yang berdosa. Allah melihat kejahatan dan marah karenanya. Sering kali Alkitab menyebutkan api bersama-sama dengan kesucian. Allah dilukiskan sebagai api yang menghanguskan (Yesaya 6:3; Habakuk 1:13; Keluaran 3:2,4,5; Ibrani 12:29). Allah itu penuh anugrah " hal ini termasuk kebaikan, kemurahan, belas kasihan dan kasih " semua kata ini menggambarkan arti dari kebaikan Tuhan. Kalau bukan karena anugrah Tuhan, segala atribut Tuhan akan membuat kita terpisah daripadaNya. Kita bersyukur bahwa bukan demikian halnya karena Dia ingin mengenal setiap kita secara pribadi (Keluaran 22:27; Mazmur 31:20; 1 Petrus1:3; Yohanes 3:16; 17:3).
Ini adalah suatu usaha yang sederhana untuk menjawab sebuah pertanyaan besar. Kiranya Anda terus bersemangat untuk lebih mengenal Dia (Yeremia 29:13).
Jawaban kita kepada pertanyaan ini bukan hanya menentukan bagaimana kita memandang Alkitab dan kepentingannya bagi hidup kita, namun juga pada akhirnya memiliki dampak kekal terhadap kita. Kalau Alkitab benar-benar adalah Firman Tuhan, maka kita perlu menikmatinya, mempelajarinya, menaati dan mempercayainya. Kalau Alkitab adalah Firman Tuhan, tidak memperdulikan Alkitab berarti tidak memperdulikan Tuhan sendiri.
Fakta bahwa Tuhan memberi kita Alkitab adalah bukti dan gambaran kasihNya kepada kita. Istilah "wahyu" berarti Tuhan mengkomunikasikan kepada manusia siapa Dia dan bagaimana kita dapat memiliki relasi yang benar dengan Dia. Ini adalah hal-hal yang kita tidak dapat ketahui kalau Tuhan tidak mewahyukannya kepada kita di dalam Alkitab. Walaupun pewahyuan Allah dalam Alkitab diberikan secara progresif dalam kurun waktu kurang lebih 1500 tahun, Alkitab selalu mengandung segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mengenal Allah agar dapat memiliki hubungan yang benar denganNya. Jikalau Alkitab benar-benar adalah Firman Tuhan, maka Alkitab merupakan otoritas tertinggi dalam hal iman, keagamaan dan moral.
Pertanyaan yang kita perlu pertanyakan kepada diri kita adalah bagaimana kita dapat mengetahui bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan dan bukan hanya merupakan sebuah buku yang bagus? Apakah keunikan Alkitab yang membuat Alkitab berbeda dengan buku-buku keagamaan lainnya? Apakah ada bukti bahwa Alkitab benar-benar adalah Firman Tuhan? Ini adalah jenis-jenis pertanyaan yang perlu diperhatikan jika kita ingin dengan serius meneliti klaim Alkitab bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan, diinspirasikan secara illahi, dan sempurna dalam hal-hal yang menyangkut iman dan penerapannya.
Sama sekali tidak ada keraguan bahwa Alkitab mengklaim diri sebagai satu-satunya Firman Tuhan. Hal ini jelas dalam ayat-ayat seperti 2 Timotius 3:15-17 yang mengatakan, ""dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik."
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita perlu meneliti bukti-bukti dari dalam (internal) dan luar (eksternal) bahwa Alkitab benar-benar adalah Firman Tuhan. Bukti-bukti dari dalam adalah hal-hal dari dalam Alkitab sendiri yang membuktikan bahwa Alkitab bersumber dari Allah. Salah satu bukti dari dalam bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan adalah kesatuannya. Sekalipun Alkitab pada dasarnya terdiri dari enam puluh enam kitab yang berbeda, ditulis di tiga benua, dalam tiga bahasa, dalam kurun waktu sekitar 1500 tahun, oleh lebih dari 40 penulis (yang berasal dari latar belakang hidup yang berbeda-beda), Alkitab tetap merupakan satu kesatuan, dari depan sampai akhir, tanpa ada kontradiksi. Kesatuan seperti ini berbeda dari buku-buku lainnya dan merupakan bukti asal usul illahi dari kata-kata Alkitab saat Allah menggerakkan manusia sedemikian rupa sehingga mereka mencatat apa yang dikatakanNya.
Bukti dari dalam lainnya yang mengindikasikan bahwa Alkitab benar-benar adalah Firman Tuhan dapat dilihat dalam nubuat-nubuat mendetil yang dicatat dalam halaman-halaman Alkitab. Alkitab mengandung ratusan nubuat yang diucapkan dengan detil baik yang berhubungan dengan bangsa-bangsa, termasuk Israel, masa depan dari kota-kota tertentu, masa depan dari manusia, sampai kedatangan Dia yang adalah Mesias, Juruselamat bukan hanya bagi Israel, tapi bagi semua orang yang percaya kepadaNya. Berbeda dengan nubuat-nubuat yang ditemukan dalam kitab-kitab religi lainnya, atau yang dikatakan oleh Nostradamus, nubuat-nubuat Alkitab sangat mendetil dan tidak pernah tidak digenapi. Dalam Perjanjian Lama saja, ada kurang lebih tiga ratus nubuat mengenai Yesus Kristus. Bukan saja dinubuatkan di mana Dia akan dilahirkan dan dari keluarga apa, namun juga bagaimana Dia akan mati dan bangkit pula pada hari yang ketiga. Sama sekali tidak ada cara logis untuk menjelaskan penggenapan nubuat-nubuat Alkitab kecuali bahwa Alkitab berasal dari Allah. Tidak ada buku religi apapun yang memiliki tingkat dan tipe nubuat seperti yang dikandung dalam Alkitab.
Bukti internal yang ketiga mengenai asal usul illahi dari Alkitab dapat dilihat dari otoritas dan kuasanya yang khusus. Sekalipun bukti ini lebih subyektif dibanding dengan kedua bukti pertama, bukti ini tetap merupakan kesaksian yang kuat bahwa Alkitab berasal dari Allah. Berbeda dengan kitab-kitab lain yang pernah ditulis, Alkitab memiliki otoritas yang unik. Otoritas dan kuasa ini dapat dilihat dengan jelas dalam banyaknya hidup yang diubah melalui membaca Alkitab. Pengguna narkoba menjadi sembuh, orang homoseks yang menjadi bebas, orang-orang yang hidupnya berantakan mengalami perubahan, kaum kriminal kawakan yang diperbaiki kembali, orang-orang berdosa yang ditegur, kebencian yang diubah menjadi kasih sayang melalui pembacaan Alkitab. Alkitab memiliki kuasa yang dinamis dan mampu mengubah, yang hanya terjadi karena Alkitab benar-benar adalah Firman Tuhan.
Selain bukti-bukti dari dalam bahwa Alkitab benar-benar adalah Firman Tuhan, ada pula bukti-bukti eksternal (dari luar) yang menunjukkan bahwa Alkitab benar-benar adalah Firman Tuhan. Salah satu dari bukti-bukti itu adalah kesejarahan dari Alkitab. Karena Alkitab memberikan detil dari peristiwa-peristiwa sejarah, kebenaran dan keakuratannya dapat dibuktikan sebagaimana dokumentasi historis lainnya. Melalui bukti-bukti arkeologi dan tulisan-tulisan lainnya, kisah-kisah sejarah dalam Alkitab berkali-kali dibuktikan kebenaran dan ketepatannya. Bahkan semua bukti arkelogi dan naskah-naskah yang mendukung Alkitab, membuat Alkitab menjadi buku dari dunia kuno yang paling banyak didokumentasikan. Fakta bahwa Alkitab dengan akurat dan setia mencatat peristiwa-peristiwa sejarah, yang kebenarannya dapat diuji, merupakan indikasi yang kuat mengenai kebenarannya dalam topik-topik religi dan doktrin dan memperkuat klaim bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan.
Bukti luar lainnya bahwa Alkitab benar-benar adalah Firman Tuhan adalah dalam hal integritas orang-orang yang menjadi penulis-penulisnya. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, Tuhan mempergunakan orang-orang dari berbagai latar belakang untuk mencatat kata-kata yang disampaikanNya kepada kita. Saat kita mempelajari hidup orang-orang ini, tidak ada alasan bagi kita untuk mencurigai bahwa mereka tidak jujur dan tidak tulus. Menganalisa kehidupan mereka dan fakta bahwa mereka bersedia utnuk mati (sering kali mati dengan sangat menderita) untuk apa yang mereka percaya, dengan cepat kita akan melihat bahwa orang-orang sederhana, namun jujur, ini sungguh-sungguh percaya bahwa Allah telah berbicara kepada mereka. Orang-orang yang menulis Perjanjian Baru dan ratusan orang percaya lainnya (1 Korintus 15:6) tahu akan kebenaran dari berita mereka karena mereka telah melihat dan melewatkan waktu dengan Kristus setelah Dia bangkit dari antara orang mati. Perubahan yang terjadi karena melihat Kristus yang bangkit begitu dahsyatnya. Dari sembunyi dalam ketakutan, mereka menjadi orang-orang yang bersedia mati untuk berita yang Tuhan telah nyatakan kepada mereka. Hidup dan kematian mereka menyaksikan fakta bahwa Alkitab benar-benar adalah Firman Tuhan.
Bukti eksternal terakhir bahwa Alkitab benar-benar adalah Firman Tuhan adalah bahwa Alkitab tidak dapat dimusnahkan. Karena pentingnya kitab ini dan karena klaim bahwa kitab ini adalah Firman Tuhan, Alkitab berkali-kali diserang dan berusaha dimusnahkan, lebih sering dibandingkan dengan buku-buku lain dalam sejarah. Dari para kaisar Roma seperti Diokletian, sampai para diktator komunis dan orang-orang ateis dan penganut agnostik zaman modern, Alkitab bertahan dari segala serangan dan sampai sekarang masih merupakan buku yang paling banyak dicetak.
Di sepanjang waktu, para kaum skeptik telah menganggap Alkitab sebagai mitos, namun arkeologi telah membuktikan kesejarahan Alkitab. Para penentangnya menyerang pengajaran Alkitab sebagai primitif dan ketinggalan zaman, namun konsep dan pengajaran moral serta hukum dari Alkitab memiliki pengaruh positif terhadap berbagai budaya dan masyarakat di seluruh penjuru dunia. Alkitab terus diserang oleh sains, psikologi, dan gerakan-gerakan politik, namun tetap benar dan relevan hari ini sebagaimana pada waktu mula-mula ditulis. Alkitab adalah kitab yang telah mengubah tak terhingga banyaknya hidup dan kebudayaan dalam 2000 tahun ini. Bagaimanapun para penentangnya berusaha menyerang, menghancurkan atau merendahkan Alkitab, Alkitab tetap kokoh dan benar dan relevan sebelum maupun sesudah diserang. Akurasi Alkitab yang tetap bertahan sekalipun ada berbagai upaya untuk merusak, menyerang atau menghancurkannya adalah merupakan kesaksian yang nyata bahwa Alkitab benar-benar adalah Firman Tuhan. Tidak mengejutkan bahwa bagaimanapun Alkitab diserang, Alkitab akan lolos dan tak berubah. Bukankah Yesus telah berkata, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu" (Markus 13:31). Setelah melihat bukti-bukti yang ada, orang dapat mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa, "Ya, Alkitab benar-benar adalah Firman Tuhan."
Apakah arti hidup? Bagaimana saya dapat menemukan tujuan, pemenuhan dan kepuasan dalam hidup? Apakah saya memiliki potensi untuk mencapai sesuatu yang memiliki makna yang langgeng? Banyak orang tidak pernah berhenti mempertimbangkan apakah arti hidup itu. Mereka memandang ke belakang dan tidak mengerti mengapa relasi mereka berantakan dan mengapa mereka merasa begitu kosong walaupun mereka telah berhasil mencapai apa yang mereka cita-citakan. Salah satu pemain baseball yang namanya dicatat dalam Baseball Hall of Fame ditanya apa yang dia harap orang beritahu dia ketika dia baru mulai bermain baseball. Dia menjawab, "Saya berharap orang akan memberitahu saya bahwa ketika kamu sampai di puncak, di sana tidak ada apa-apa." Banyak sasaran hidup ternyata kosong setelah dikejar dengan sia-sia bertahun-tahun lamanya.
Dalam masyarakan humanistik kita, orang mengejar banyak cita-cita, menganggap bahwa di dalamnya mereka akan mendapatkan makna. Beberapa cita-cita ini termasuk: kesuksesan bisnis, kekayaan, relasi yang baik, seks, hiburan, berbuat baik kepada orang lain, dll. Orang-orang memberi kesaksian bahwa saat mereka mencapai cita-cita mereka untuk mendapat kekayaan, relasi dan kesenangan, di dalam diri mereka ada kekosongan yang dalam, perasaan kosong yang tidak dapat dipenuhi oleh apapun.
Penulis kitab Pengkhotbah menjelaskan perasaan ini ketika dia mengatakan, "Kesia-siaan belaka, kesia-siaan belaka, " segala sesuatu adalah sia-sia." Penulis memiliki kekayaan yang tak terkira, hikmat kebijaksanaan yang melampaui orang-orang pada zamannya maupun zaman sekarang, dia memiliki ratusan wanita, istana dan taman yang menjadikan kerajaan-kerajaan lain cemburu, makanan dan anggur terbaik, dan segala bentuk hiburan. Satu saat dia berkata, segala yang diinginkan hatinya dikejarnya. Namun kemudian dia menyimpulkan, "hidup di bawah matahari" (hidup dengan sikap sepertinya hidup itu hanyalah apa yang kita lihat dan rasakan) adalah kesia-siaan belaka! Mengapa bisa ada kehampaan seperti ini? Karena Allah menciptakan kita untuk sesuatu yang melampaui apa yang dapat kita alami dalam dunia sekarang ini. Tentang Allah, Salomo berkata, "Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka "" Dalam hati kita, kita senantiasa sadar bahwa dunia sekarang ini bukan segalanya.
Dalam kitab Kejadian, kitab pertama dalam Alkitab, kita mendapatkan bahwa Tuhan menciptakan manusia menurut gambarNya (Kejadian 1:26). Ini berarti kita lebih mirip dengan Tuhan daripada dengan ciptaan-ciptaan lainnya. Kita juga mendapatkan bahwa sebelum manusia jatuh dalam dosa dan bumi dikutuk: (1) Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial (Kejadian 2:18-25); (2) Tuhan memberi manusia pekerjaan (Kejadian 2:15); (3) Tuhan memiliki persekutuan dengan manusia (Kejadian 3:8); dan (4) Tuhan memberi manusia kuasa atas bumi ini (Kejadian 1:26). Apakah arti semua ini? Saya percaya bahwa Allah menginginkan semua ini menambah kepuasan dalam hidup kita, namun semua ini (khususnya persekutuan manusia dengan Tuhan) telah dirusakkan oleh kejatuhan manusia ke dalam dosa dan juga oleh kutukan atas bumi ini (Kejadian 3).
Dalam kitab Wahyu, kitab terakhir dalam Alkitab, di bagian akhir dari banyak peristiwa yang terjadi pada zaman akhir, Tuhan mengungkapkan bahwa Dia akan menghancurkan langit dan bumi ini dan membawa kekekalan dengan menciptakan langit dan bumi yang baru. Pada waktu itu Dia akan memulihkan persekutuan dengan orang-orang yang sudah ditebus. Sebagian umat manusia akan dihukum dan dilemparkan ke dalam Lautan Api (Wahyu 20:11-15). Pada waktu ini kutukan atas bumi ini akan disingkirkan, dan tidak akan ada lagi dosa, kesusahan, penyakit, kematian, kesakitan, dll (Wahyu 21:4). Dan orang-orang percaya akan mewarisi segala sesuatu, Allah akan berdiam dengan mereka dan mereka akan menjadi anak-anakNya (Wahyu 21:7). Dengan demikian kita menggenapi siklus di mana Allah menciptakan kita untuk bersekutu dengan Dia, manusia jatuh dalam dosa dan memutuskan persekutuan itu; dalam kekekalan Allah memulihkan hubungan itu secara penuh dengan orang-orang yang Dia pandang layak. Hidup dalam dunia ini dan mendapatkan segala sesuatu hanya untuk mati dan terpisah dari Tuhan untuk selama-lamanya adalah lebih buruk dari kesia-siaan! Namun Tuhan telah membuat jalan di mana bukan saja kebahagiaan kekal dimungkinkan (Lukas 23:43), namun juga agar hidup sekarang ini memuaskan dan berarti.
Sekarang, bagaimana kebahagiaan kekal dan "surga di bumi" ini dapat diperoleh?
MAKNA HIDUP DIPULIHKAN MELALUI YESUS KRISTUSSebagaimana telah diindikasikan di atas makna hidup, baik sekarang maupun dalam kekekalan ditemukan dalam hubungan yang dipulihkan dengan Tuhan; hubungan yang telah lenyap ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Hari ini, hubungan dengan Allah itu dimungkinkan hanya melalui AnakNya, Yesus Kristus (Kisah Rasul 4:12; Yohanes 14:6; 1:12). Hidup kekal diperoleh ketika seseorang menyesali dosa-dosanya (tidak mau lagi hidup dalam dosa namun ingin Kristus mengubah mereka dan menjadikan mereka pribadi-pribadi yang baru) dan milai bergantung pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat (lihat pertanyaan: "Apa itu rencana keselamatan?" untuk informasi lebih lanjut tentang topik penting ini)
Arti hidup yang sebenarnya tidak ditemukan hanya dengan mengenal Yesus sebagai Juruselamat (seindah apapun hal itu). Makna hidup yang sebenarnya ditemukan ketika orang mulai berjalan mengikuti Kristus sebagai muridNya, belajar dari Dia, menggunakan waktu bersama dengan Dia dalam FirmanNya, Alkitab, bersekutu dengan Dia dalam doa, dan berjalan denganNya dalam ketaatan kepada perintah-perintahNya. Jikalau Anda adalah orang yang belum percaya (atau baru percaya), Anda mungkin akan mengatakan kepada diri sendiri, "Sepertinya itu tidak terlalu menggairahkan atau menyenangkan untuk saya!" Tapi tolong baca lebih lanjut. Yesus membuat pernyataan-pernyataan ini:
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan" (Matius 11:28-30). "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (Yohanes 10:10b). "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya" (Matius 16:24-25). "Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu" (Mazmur 37:4).
Apa yang dikatakan oleh ayat-ayat ini adalah bahwa kita memiliki pilihan. Kita bisa terus berusaha mengarahkan hidup kita sendiri (dan sebagai hasilnya hidup dalam kehidupan yang kosong) atau kita bisa memilih untuk mengikuti Tuhan dan rencanaNya bagi hidup kita, mengikutiNya dengan sepenuh hati (hasilnya, hidup yang penuh, cita-cita kesampaian, dan mendapatkan kepuasan). Hal ini karena Pencipta kita mengasihi kita dan menghendaki yang terbaik bagi kita (bukan selalu yang paling mudah, tapi yang paling memuaskan).
Sebagai penutup, saya ingin membagikan sebuah perumpamaan yang saya pinjam dari seorang teman pendeta. Jikalau Anda adalah penggemar olahraga dan Anda memutuskan untuk pergi ke pertandingan professional, Anda dapat membayar beberapa dollar, dan duduk di barisan paling atas di stadion, atau Anda merogoh beberapa ratus dollar dan duduk dekat dengan lapangan pertandingan. Demikian pula dengan hidup keKristenan. Menyaksikan Tuhan bekerja SECARA LANGSUNG bukanlah bagian dari orang-orang Kristen hari Minggu. Menyaksikan Allah bekerja SECARA LANGSUNG adalah bagi murid-murid Tuhan yang sepenuh hati, yang telah berhenti mengejar keinginan mereka sendiri dalam hidup ini supaya mereka bisa mengejar rencana Tuhan. MEREKA telah membayar harga (penyerahan penuh kepada Kristus dan kehendakNya); mereka menikmati hidup secara penuh; dan mereka bisa memandang diri sendiri, teman-teman mereka, dan Pencipta mereka tanpa ada penyesalan. Sudahkah Anda membayar harga? Apakah Anda bersedia? Jika demikian, Anda tidak akan pernah kehilangan makna atau tujuan hidup lagi.
Selain Yesus secara spesifik mengklaim diriNya sebagai Allah, para muridNya juga mengakui keillahian Kristus. Mereka mengklaim bahwa Yesus memiliki kuasa untuk mengampuni dosa, sesuatu yang hanya dapat dilakukan oleh Tuhan karena dosa adalah melawan Tuhan (Kisah Rasul 5:31; Kolose 3:13; bandingkan Mazmur 130:4; Yeremia 31:34). Berhubungan erat dengan klaim yang terakhir ini, Yesus juga disebut sebagai yang akan "menghakimi orang yang hidup dan yang mati" (2 Timotius 4:1). Thomas berseru kepada Yesus, "Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes 20:28). Paulus menyebut Yesus, "Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita" dan menunjuk bahwa sebelum Yesus berinkarnasi, Yesus sudah ada dalam "rupa Allah" (Filipi 2:5-8). Penulis Ibrani mengatakan tentang Yesus, "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya" (Ibrani 1:8). Yohanes mengatakan, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman [Yesus] itu adalah Allah" (Yohanes 1:1). Contoh dari ayat-ayat Alkitab yang mengajarkan keillahian Kristus dapat dilipatgandakan (lihat Wahyu 1:17; 2:8; 22:13; 1 Korintus 10:4; 1 Petrus 2:6-8; bandingkan Mazmur 18:2; 95:1; 1 Petrus 5:4; Ibrani 13:20), namun salah satu dari ayat-ayat ini sudah cukup untuk menunjukkan bahwa Yesus dipandang sebagai Allah oleh para pengikutNya.
Yesus juga diberikan gelar-gelar yang hanya diberikan kepada Yahweh (nama resmi Allah) dalam Perjanjian Lama. Gelar "Penebus" dari Perjanjian Lama (Mazmur 130:7; Hosea 13:14) digunakan untuk Yesus dalam Perjanjian Baru (Titus 2:13; Wahyu 5:9). Yesus disebut Imanuel ("Allah beserta kita" dalam Matius 1). Dalam Zakharia 12:10 Yahweh berkata "dan mereka akan memandang kepada dia [Bahasa Inggris: "kepadaKu"] yang telah mereka tikam." Namun Perjanjian Baru menerapkan ayat ini kepada penyaliban Yesus (Yohanes 19:37; Wahyu 1:7). Jikalau Yahweh adalah yang ditikam dan dipandang, dan Yesus adalah yang ditikam dan dipandang, maka Yesus adalah Yahweh. Paulus menafsirkan Yesaya 45:22-23 dengan menerapkannya kepada Yesus dalam Filipi 2:10-11. Lebih lanjut, nama Yesus digunakan bersama-sama dengan nama Yahweh dalam doa, "Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus" (Galatia 1:3; Efesus 1:2). Jikalau Kristus tidak bersifat illahi, ini adalah suatu penghujatan. Nama Yesus disandingkan kembali dengan nama Yahweh dalam perintah Yesus untuk membaptis "dalam nama [bentuk tunggal] Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Matius 28:19; ihat pula 2 Korintus 13:14). Dalam Wahyu Yohanes berkata bahwa segenap ciptaan memuji Kristus (sang Anak Domba) " berarti Yesus bukanlah bagian dari ciptaan.
Perbuatan-perbuatan yang hanya dapat dilakukan dikerjakan oleh Yesus. Yesus bukan hanya membangkitkan orang mati (Yohanes 5:21; 11:38-44) dan mengampuni dosa (Kisah Rasul 5:31; 13:38), Dia juga menciptakan dan memelihara alam semesta (yohanes 1:2; Kolose 1:16-17). Point ini bahkan menjadi lebih kuat ketika kita mengingat bahwa Yahweh mengatakan bahwa Dia sendirian ketika menciptakan (Yesata 44:24). Selanjutnya, Yesus memiliki atribut-atribut yang hanya dimiliki oleh Allah: kekekalan (Yohanes 8:58), mahahadir (Matius 18:20; 28:20); mahatahu (Matius 16:21), mahakuasa (Yohanes 11:38-44).
Mengaku diri sebagai Allah dan membodohi orang untuk percaya bahwa Dia benar-benar adalah Allah sama sekali berbeda dengan membuktikan diri bahwa Dia adalah Allah. Kristus membuktikan klaimNya dengan banyak mujizat dan bahkan dengan bangkit dari antara orang mati. Beberapa dari mujizat Yesus antara lain: mengubah air menjadi anggur (Yohanes 2:7); berjalan di atas air (Matius 14:25); melipatgandakan benda-benda fisik (Yohanes 6:11), menyembuhkan orang buta (Yohanes 9:7), orang lumpuh (Markus 2:3); dan orang yang sakit (Matius 9:35; Markus 1:40-42); bahkan membangkitkan orang mati (Yohanes 11:43-44; Lukas 7:11-15; Markus 5:35).
Lebih dari itu, Yesus sendiri bangkit dari antara orang mati. Sangat berbeda dengan mitos-mitos mengenai mati dan bangkitnya dewa-dewa dalam agama-agama kafir, tidak ada yang sebanding dengan kebangkitan dalam agama-agama lain, dan tidak ada klaim lain yang mendapat konfirmasi dari luar Alkitab yang sedemikian banyaknya. Menurut Dr. Gary Habermas paling sedikit ada dua belas fakta sejarah yang harus diakui bahkan oleh sarjana-sarjana bukan Kristen:
(1) Yesus mati dengan disalibkan
(2) Dia dikuburkan
(3) KematianNya menyebabkan murid-muridnya kecewa dan putus asa.
(4) Kubur Yesus ditemukan (atau katanya ditemukan) dalam keadaan kosong beberapa hari kemudian.
(5) Para murid percaya bahwa mereka melihat Yesus yang bangkit.
(6) Setelahnya, para murid berubah dari ragu-ragu menjadi orang-orang percaya yang berani.
(7) Berita ini adalah inti pemberitaan dari gereja mula-mula
(8) Berita ini diberitakan di Yerusalem.
(9) Sebagai hasilnya, gereja lahir dan bertumbuh.
(10) Hari kebangkitan (hari Minggu) menggantikan hari Sabat (hari Sabtu) sebagai hari utama untuk beribadah.
(11) Yakub, seorang skeptik, bertobat ketika dia percaya bahwa dia melihat Yesus yang bangkit.
(12) Paulus, musuh dari keKristenan, bertobat setelah mengalami pengalaman yang dia percayai sebagai penampakan dari Yesus yang bangkit.
Bahkan jikalau ada orang yang menolak daftar yang terinci ini, hanya beberapa dari daftar ini yang dibutuhkan untuk membuktikan kebangkitan dan injil: kematian Yesus, penguburan, kebangkitan dan penampakan Yesus (1 Korintus 15:5). Sekalipun ada beberapa teori yang mampu menjelaskan satu atau dua fakta-fakta di atas, hanya kebangkitan yang dapat menjelaskan semuanya. Para kritikus mengakui bahwa para murid mengklaim bahwa mereka melihat Yesus yang bangkit. Baik tipu muslihat maupun halusinasi tidak dapat mengubah orang sebagaimana yang dapat dilakukan oleh kebangkitan. Pertama-tama, apa keuntungannya bagi mereka? KeKristenan bukan hal yang populer pada waktu itu dan mereka tidak akan memperoleh keuntungan secara keuangan. Kedua, pembohong-pembohong tidak akan mau menjadi martir. Tidak ada penjelasan lebih baik mengenai kerelaan para murid untuk mati secara menggenaskan demi iman mereka selain dari kebangkitan. Betul banyak orang yang mati untuk kebohongan yang mereka kira benar, namun tidak ada orang yang bersedia mati untuk apa yang mereka ketahui sebagai tidak benar.
Kesimpulan: Kristus mengklaim bahwa Dia adalah Yahweh, Dia adalah Allah, bukan hanya dewa, namun Allah yang sejati), para pengikutNya (orang-orang Yahudi yang takut kepada penyembahan berhala) percaya kepadaNya dan menyebut Dia sebagai Allah. Kristus membuktikan klaimNya bahwa Dia adalah Allah melalui mujizat-mujizat, termasuk kebangkitan yang mengubah dunia. Tidak ada hipotesa lain yang dapat menjelaskan fakta-fakta ini.
Kunci untuk mengerti isu ini terletak pada pemahaman bahwa hukum dan peraturan dalam Perjanjian Lama diberikan pada bangsa Israel dan bukan pada orang-orang Kristen. Beberapa dari hukum-hukum itu diberikan supaya orang-orang Israel mengetahui bagaimana menaati dan menyenangkan Tuhan (contohnya: Sepuluh Hukum), yang lain adalah untuk memperlihatkan kepada mereka bagaimana menyembah Tuhan (sistim korban persembahan), beberapa lainnya adalah untuk membedakan orang-orang Israel dari bangsa-bangsa lainnya (peraturan-peraturan yang berkenaan dengan makanan dan pakaian). Tidak ada satupun dari hukum dan peraturan Perjanjian Lama yang berlaku kepada kita pada hari ini. Ketika Yesus mati di kayu salib, Dia mengakhiri hukum Perjanjian Lama (Roma 10:4; Galatia 3:23-25; Efesus 2:15).
Sebagai ganti dari hukum dan peraturan Perjanjian Lama, kita ada di bawah hukum Kristus (Galatia 6:2), yaitu "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" (Matius 22:37-40). Jika kita melakukan kedua hal ini, kita menggenapi apa yang Kristus ingin kita lakukan. "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat" (1 Yohanes 5:3). Secara tehnis, Sepuluh Hukum tidak dapat diterapkan pada orang-orang Kristen. Namun demikian, sembilan dari Sepuluh Hukum diulangin dalam Perjanjian Baru (kecuali perintah untuk menghormati hari Sabat). Sudah jelas bahwa jika kita mengasihi Tuhan, kita tidak akan menyembah allah lain atau menyembah berhala. Jika kita mengasihi sesama kita, kita tidak akan membunuh, berbohong, berzinah, atau menginginkan apa yang mereka miliki. Jadi kita tidak ada di bawah hukum Perjanjian Lama. Kita harus mengasihi Tuhan dan sesama kita. Jika kita melakukan kedua hal tsb dengan setia, maka segala sesuatu akan berada pada tempatnya.
Ini mungkin adalah pertanyaan yang paling penting dalam teologia Kristen. Pertanyaan inilah yang menyebabkan Reformasi, perpecahan antara gereja Protestan dan Katolik. Pertanyaan ini adalah perbedaan utama keKristenan Alkitabiah dan kebanyakan ajaran-ajaran sesat. Apakah keselamatan hanya oleh iman saja atau iman ditambah perbuatan? Apakah saya diselamatkan dengan percaya kepada Yesus, atau saya harus percaya kepada Yesus dan melakukan hal-hal tertentu?
Pertanyaan tentang hanya iman atau iman ditambah perbuatan menjadi makin sulit karena beberapa ayat Alkitab yang sulit untuk dicocokan. Bandingkan Roma 3:28, 5:1 dan Galatia 3:24 dengan Yakobus 2:24. Ada beberapa orang yang melihat adanya perbedaan antara Paulus (keselamatan hanya oleh iman saja) dan Yakobus (keselamatan oleh iman ditambah perbuatan). Dalam kenyataannya, Paulus dan Yakobus sama sekali tidak bertentangan. Satu-satunya perbedaan yang diklaim orang adalah mengenai relasi antara iman dan perbuatan. Paulus mengajarkan bahwa pembenaran adalah oleh iman semata-mata (Efesus 2:8-9) sementara Yakobus sepertinya mengatakan bahwa pembenaran adalah oleh iman ditambah perbuatan. Apa yang kelihatan seperti problem ini dapat dijawab dengan mengamati apa sebetulnya yang dikatakan oleh Yakobus. Yakobus sementara berusaha menolak kepercayaan bahwa seseorang dapat beriman tanpa menghasilkan perbuatan baik apapun (Yakobus 2:17-18). Yakobus menekankan bahwa iman yang sejati kepada Kristus akan menghasilkan perubahan hidup dan perbuatan-perbuatan baik (Yakobus 2:20-26). Yakobus tidak mengatakan bahwa pembenaran adalah oleh iman ditambah perbuatan, namun mengatakan bahwa seseorang yang sudah betul-betul dibenarkan melalui iman akan menghasilkan perbuatan baik dalam hidupnya. Jika seseorang mengaku sebagai orang percaya, namun tidak menyatakan perbuatan baik dalam hidupnya, maka kemungkinan dia tidak memiliki iman yang sejati kepada Kristus (Yakobus 2:14, 17, 20, 26).
Paulus mengatakan hal yang sama dalam tulisan-tulisannya. Buah yang baik yang seharusnya dimiliki oleh orang-orang percaya dicatat dalam Galatia 5:22-23. Segera sesudah memberitahukan bahwa kita diselamatkan melalui iman dan bukan oleh perbuatan (Efesus 2:8-9), Paulus memberitahu kita bahwa kita diciptakan untuk melakukan perbuatan baik (Efesus 2:10). Sama seperti Yakobus, Paulus juga mengharapkan perubahan hidup. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" (2 Korintus 5:17)! Yakobus dan Paulus bukan berbeda pendapat dalam pengajaran mereka mengenai keselamatan. Mereka mendekati topik yang sama dari perspektif yang berbeda. Paulus menekankan bahwa pembenaran adalah hanya oleh iman, sementara Yakobus menekankan bahwa iman dalam Kristus menghasilkan perbuatan-perbuatan baik.
Ada banyak pengertian yang salah mengenai identitas Roh Kudus. Ada beberapa yang menganggap Roh Kudus sebagai suatu kuasa mistis. Yang lainnya memandang Roh Kudus sebagai semacam kuasa yang Allah berikan kepada para pengikut Kristus. Apa yang Alkitab katakan mengenai identitas Roh Kudus? Secara sederhana " Alkitab mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Allah. Alkitab juga mengatakan bahwa Roh Kudus adalah sebuah Pribadi yang memiliki akal budi, perasaan dan kehendak.
Fakta bahwa Roh Kudus adalah Allah dapat dilihat dengan jelas dalam banyak ayat-ayat Alkitab, termasuk Kisah Rasul 5:3-4. Dalam ayat ini Petrus mengkonfrontir Ananias yang berbohong kepada Roh Kudus dan memberitahu dia bahwa Ananias bukan "mendustai manusia tetapi mendustai Allah." Ini adalah merupakan sebuah pernyataan yang jelas bahwa berbohong kepada Roh Kudus adalah berbohong kepada Allah. Kita juga mengetahui bahwa Roh Kudus adalah Allah karena Dia memiliki atribut-atribut atau karakteristik-karakteristik Allah. Contoh bahwa Roh Kudus mahahadir dapat dilihat dalam Mazmur 139:7-8: "Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau." Kemudian di dalam 1 Korintus 2:10 kita menemukan kemahatahuan dari Roh Kudus. "Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah."
Kita mengetahui bahwa Roh Kudus adalah sebuah Pribadi karena Dia memiliki akal budi, perasaan dan kehendak. Roh Kudus berpikir dan mengetahui (1 Korintus 2:10). Roh Kudus dapat berduka (Efesus 4:30). Roh Kudus berdoa syafaat bagi kita (Roma 8:26-27). Roh Kudus membuat keputusan sesuai dengan kehendakNya (1 Korintus 12:7-11). Roh Kudus adalah Allah, "Pribadi" ketiga dari Trinitas. Sebagai Allah, Roh Kudus dapat betul-betul berfungsi sebagai Penghibur dan Penasehat yang Yesus janjikan (Yohanes 14:16, 26; 15:26).
Ada dua kunci untuk mengetahui kehendak Allah dalam segala keadaan. (1) Pastikan bahwa apa yang Anda minta atau ingin lakukan bukanlah sesuatu yang dilarang Alkitab. (2) Pastikan bahwa apa yang Anda minta atau ingin lakukan dapat memuliakan Allah dan menolong Anda bertumbuh secara rohani. Jikalau kedua hal ini benar, dan Allah masih tetap belum memberikan apa yang Anda minta, maka kemungkinan apa yang Anda minta bukanlah kehendak Allah. Atau mungkin Anda perlu menunggu lebih lama. Untuk mengetahui kehendak Allah kadang tidaklah mudah. Sering orang ingin Allah langsung memberitahu apa yang perlu dilakukan, kerja di mana, tinggal di mana, menikah dengan siapa, dll. Roma 12:2 memberitahu kita, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."
Allah jarang memberi informasi yang langsung dan spesifik. Allah mengijinkan kita memilih. Satu-satunya keputusan yang Allah tidak ingin kita buat adalah keputusan untuk berdosa atau melawan kehendakNya. Allah ingin kita membuat keputusan yang sesuai dengan kehendakNya. Jadi bagaimanakah Anda dapat mengetahui apa kehendak Allah bagi Anda? Jikalau Anda berjalan dekat dengan Allah dan dengan sungguh-sungguh mencari kehendakNya bagi hidup Anda, Allah akan menaruh kehendakNya dalam hati Anda. Kuncinya adalah menginginkan kehendak Allah dan bukan kehendak diri sendiri. "Bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu" (Mazmur 37:4). Jikalau tidak dilarang oleh Alkitab dan dapat menguntungkan Anda secara rohani, maka Alkitab "mengijinkan" Anda untuk memilih dan mengikuti apa yang ada dalam hati Anda.
Alkitab berbicara sarana-sarana berikut ini untuk mengatasi dosa kita:
(1) Roh Kudus " Roh kudus adalah sebuah hadiah yang diberikan Allah kepada kita (gerejaNya) agar dapat berkemenangan dalam hidup Kristiani. Dalam Galatia 5:16-25 Allah mempertentangkan keinginan daging dan buah Roh Kudus. Dalam bagian Alkitab ini, kita dipanggil untuk hidup dalam Roh. Setiap orang percaya sudah memiliki Roh Kudus, namun ayat ini memberitahu kita bahwa kita perlu hidup dalam Roh, tunduk kepada kuasaNya. Ini berarti secara aktif mengikuti gerakan Roh Kudus dan bukan mengikuti kedagingan.
Besarnya peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya dapat dilihat dalam hidup Petrus yang sebelum dipenuhi Roh Kudus menyangkal Yesus tiga kali sesudah mengatakan bahwa dia akan mengikuti Kristus sampai mati. Setelah dipenuhi Roh Kudus, dia berbicara kepada orang-orang Yahudi pada hari Pentakosta dengan tanpa takut dan penuh keyakinan.
Seseorang hidup dalam Roh Kudus saat dia tidak berusaha membatasi gerakan Roh Kudus ("memadamkan Roh" yang dibicarakan dalam 1 Tesalonika 5:19) dan berusaha untuk hidup dipenuhi dengan Roh (Efesus 5:18-21). Bagaimana seseorang dapat dipenuhi dengan Roh Kudus? Pertama-tama, sama seperti dalam Perjanjian Lama, Tuhan yang menentukan. Dia memilih orang-orang dan peristiwa-peristiwa tertentu dalam Perjanjian Lama untuk memenuhi orang-orang yang dipilihNya untuk menggenapi pekerjaan yang dikehendakiNya (Kejadian 41:38; Keluaran 31:3; Bilangan 24:2; 1 Samuel 10:10; dll). Saya percaya bahwa Efesus 5:18-21 dan Kolose 3:16 membuktikan bahwa Tuhan memilih untuk memenuhi orang-orang yang memenuhi diri mereka dengan Firman Tuhan. Hal ini nyata bahwa hasil dari kedua pemenuhan dalam ayat-ayat tsb adalah sama. Dan ini mengantar kita kepada sarana berikutnya.
(2) Firman Tuhan, Alkitab " 2 Timotius 3:16-17 mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan FirmanNya kepada kita untuk memperlengkapi kita untuk setiap pekerjaan baik. Alkitab mengajar bagaimana kita hidup dan apa yang kita percaya. Alkitab menolong kita untuk melihat saat kita mengambil jalan yang salah dan menolong kita untuk kembali ke jalan yang benar dan terus berjalan di jalan itu. Sebagaimana dibagikan dalam Ibrani 4:12, Firman Tuhan hidup dan berkuasa dan mampu menembus ke dalam hati kita dan mengangkat masalah paling dalam yang secara manusia tidak dapat ditangani. Pemazmur berbicara mengenai kuasa Alkitab untuk mengubah hidup dalam Mazmur 119:9,11, 105 dan ayat-ayat lainnya. Yosua diberitahukan bahwa kunci keberhasilannya mengatasi musuh (sebagai analogi dari peperangan rohani kita) adalah tidak melupakan sarana yang satu ini namun merenungkannya siang dan malam supaya dia dapat melakukannya. Yosua melakukan ini sekalipun apa yang Tuhan perintahkan tidak masuk akal secara militer, dan inilah kunci kemenangannya dalam merebut Tanah Perjanjian.
Sumber yang satu ini seringkali kita perlakukan dengan sepele. Kita membawa Alkitab ke gereja atau membaca renungan harian atau satu pasal dalam sehari, namun kita lalai untuk menghapalnya, merenungkannya, mencari penerapannya dalam hidup kita, mengakui dosa yang ditunjukkannya, dan bersyukur untuk karunia yang diberikan Tuhan kepada kita. Dalam hubungannya dengan Alkitab kita sering kali tidak punya selera atau makan secara berlebihan. Kita sering kali makan Firman Tuhan hanya sekedar untuk mempertahankan hidup dengan menyantap Firman Tuhan hanya ketika kita ke gereja (tapi tidak pernah makan secara cukup untuk membuat kita jadi orang Kristen yang sehat dan segar bugar), atau kita sering sekali makan, tapi tidak pernah merenungkannya secara cukup untuk mendapatkan nutrisi rohani daripadanya.
Jikalau Anda tidak punya kebiasaan untuk mempelajari Firman Tuhan secara bermakna setiap hari dan menghapal ayat-ayat yang berkesan kepada kita, adalah penting untuk Anda mulai berusaha untuk menjadikan itu kebiasaan Anda. Saya juga ingin menyarankan Anda untuk memulai sebuah jurnal baik di komputer (kalau Anda mengetik lebih cepat dari menulis), atau dalam sebuah buku, dll. Jadikan kebiasaan untuk tidak meninggalkan Alkitab sampai Anda sudah mencatat segala yang Anda pelajari darinya. Saya juga sering mencatat doa-doa meminta Tuhan mengubah bagian-bagian hidup yang Tuhan telah tunjukkan kepada saya. Alkitab adalah alat yang Roh Kudus gunakan dalam hidup kita dan dalam hidup orang-orang lain (Efesus 6:17), suatu bagian utama dan penting dari senjata rohani yang Tuhan berikan untuk kita pakai dalam peperangan rohani ktia (Efesus 6:12-18)!
(3) Doa " Ini adalah sebuah sarana penting lainnya yang Tuhan telah berikan kepada kita. Inipun merupakan sebuah sarana yang sering kita orang Kristen hanya berbasa-basi namun jarang dipergunakan. Kita ada persekutuan doa, waktu-waktu untuk berdoa, dll., namun kita tidak menggunakannya sesuai dengan contoh yang diberikan oleh gereja mula-mula (Kisah Rasul 3:1; 4:31; 6:4; 13:1-3, dll). Paulus berkali-kali mengatakan bagaimana dia berdoa bagi mereka-mereka yang dia layani. Secara pribadi kita juga sering tidak menggunakan sarana ini. Tuhan telah memberikan janji-janji indah sehubungan dengan doa (Matius 7:7-11; Lukas 18:1-8; Yohanes 6:23-27; 1 Yohanes 5:14-15, dll). Dan kembali Paulus mencantumkan doa dalam pembahasannya mengenai peperangan rohani (Efesus 6:18)!
Bagaimanakah pentingnya doa? Ketika Anda melihat kepada Petrus, Anda mengingat apa yang dikatakan Yesus kepadanya di Taman Getsemani sebelum Petrus menyangkal Yesus. Di sana, saat Yesus berdoa, Petrus tidur. Yesus membangunkan dia dan berkata, "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah" (Matius 26:41). Sama seperti Petrus, Anda ingin melakukan apa yang baik tapi tidak memiliki kekuatan. Kita perlu mengikuti nasehat Tuhan untuk mencari, mengetuk dan meminta " dan Dia akan memberikan kita kekuatan yang kita perlukan (Matius 7:7ff). Tetapi kita tidak boleh sekedar berbasa basi dalam hal ini.
Saya tidak mengatakan bahwa doa memiliki kuasa magis. Bukan demikian. Allah adalah Allah yang luar biasa. Doa adalah pengakuan akan keterbatasan kita dan akan kuasa Tuhan yang tidak terbatas dan melalui doa kita berpaling kepadaNya untuk kuasa itu supaya kita dapat melakukan apa yang Dia ingin kita lakukan (bukan apa yang KITA ingin lakukan) (1 Yohanes 5:14-15).
(4) Gereja " Kembali kita sering mengabaikan sarana yang terakhir ini. Ketika Yesus mengutus murid-muridNya, Dia mengirimkan mereka dalam kelompok yang terdiri dari dua orang (Matius 10:1). Ketika kita membaca mengenai perjalanan-perjalanan misi di Kisah Rasul, mereka tidak pergi sendirian, tapi dalam kelompok yang terdiri dari paling sedikit dua orang. Yesus berkata di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam namaNya, Dia ada di tengah-tengah mereka (Matius 18:20). Dia memerintahkan kita untuk jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah sebagaimana yang dilakukan oleh oleh beberapa orang, tetapi menggunakan kesempatan itu untuk saling menasihati satu dengan yang lain dalam kasih dan pekerjaan baik (Ibrani 10:24-25). Yesus mengajarkan kita untuk saling mengaku dosa satu dengan yang lain (Yakobus 5:16). Dalam kitab-kitab hikmat dalam Perjanjian Lama, kita diberitahukan bahwa besi menajamkan besi orang menajamkan sesamanya (amsal 27:17). "Tali tiga lembar tak mudah diputuskan" (Pengkhotbah 4:11-12).
Ada orang-orang yang saya tahu yang bersekutu dengan saudara atau saudari seiman melalui telpon atau muka dengan muka dan membagikan bagaimana hidup keKristenan mereka, pergumulan mereka, dll., dan saling mendoakan satu dengan yang lain dan saling bertanggung jawab dalam menerapkan Firman Tuhan dalam relasi mereka, dst.
Kadang perubahan terjadi dengan cepat. Kadang, dalam bidang lain, perubahan terjadi dengan lebih lambat. Namun Tuhan telah berjanji bahwa selama kita menggunakan sarana-sarana yang diberikanNya, Dia AKAN mengubah hidup kita. Mari kita bertekun karena kita tahu bahwa Dia setia kepada janji-janjiNya.
Hati saya terenyuh dan bersimpati dengan orang-orang yang berpikir untuk mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri. Jikalau orang ini adalah Anda, Anda mungkin merasa putus asa dan tidak ada harapan. Anda mungkin merasa berada dalam lobang yang paling dalam dan ragu apakah ada sinar harapan bahwa segala sesuatu nantinya akan menjadi lebih baik. Rasanya tidak ada orang yang mengerti atau peduli dengan Anda. Hidup sepertinya tidak ada artinya lagi.
Emosi yang tak tertanggungkan dialami oleh banyak orang dari waktu ke waktu. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak saya ketika saya berada dalam jurang emosi adalah, "Apakah mungkin ini adalah kehendak Tuhan yang menciptakan saya?" "Apakah Tuhan kurang mampu menolong saya?" "Apakah persoalan saya terlalu besar bagi Dia?"
Dengan senang hati saya memberitahu Anda jikalau Anda bersedia menggunakan beberapa waktu untuk mengijinkan Tuhan menjadi Tuhan dalam hidup Anda saat ini, Dia akan membuktikan kebesaranNya pada Anda. "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil" (Lukas 1:37). Mungkin bekas luka dari masa lalu mengakibatkan rasa penolakan yang sangat besar atau membuat Anda merasa diabaikan. Hal ini mengakibatkan rasa belas kasihan pada diri sendiri, kemarahan, kepahitan, dendam, rasa takut yang tidak sehat, dll. yang mengakibatkan persoalan dalam hubungan yang paling penting bagi Anda. Sekalipun demikian, bunuh diri hanya akan membawa kehancuran kepada orang-orang yang Anda kasihi yang Anda tidak pernah mau sakiti, dan meninggalkan bekas luka dalam emosi mereka yang harus mereka tanggung seumur hidup mereka.
Mengapa Anda tidak sepatutnya bunuh diri? Teman, seburuk apapun hal-hal dalam hidup Anda, ada Tuhan yang Pengasih yang sementara menunggu Anda untuk mengijinkan Dia membimbing Anda melewati terowongan kekecewaan, dan keluar kepada terangNya yang ajaib. Dia adalah pengharapanmu. NamaNya ialah Yesus.
Yesus ini, Anak Allah yang tidak berdosa, adalah sama dengan Anda dalam penolakan dan penghinaan. Nabi Yesaya menulis tentang Dia, "Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian" (Yesaya 53:2-6).
Teman, semua ini ditanggung oleh Yesus supaya dosamu dapat diampuni! Kesalahan apapun yang Anda perbuat, ketahuilah bahwa Dia akan mengampuni Anda jikalau Anda dengan rendah hati menyesalinya (berbalik dari dosa-dosamu kepada Tuhan). "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku" (Mazmur 50:15). Tidak ada yang Anda lakukan yang terlalu buruk dan tidak dapat diampuni oleh Yesus. Beberapa dari hamba-hamba yang dipilih oleh Tuhan dalam Alkitab melakukan dosa yang keji seperti membunuh (Musa), berzinah (Raja Daud) dan perlakuan sewenang-wenang secara fisik dan emosi (Rasul Paulus). Namun mereka mendapatkan pengampunan dan hidup baru yang berkelimpahan dalam Tuhan. "Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!" (Mazmur 51:4). "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" (2 Korintus 5:17).
Mengapa Anda tidak boleh bunuh diri? Teman, Allah siap untuk memperbaiki apa yang "rusak" " yaitu hidup Anda yang Anda ingin akhiri dengan bunuh diri. Nabi Yesaya menuliskan: "Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, " untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya" (Yesaya 61:1-3).
Datanglah pada Yesus dan izinkan Dia mengembalikan sukacita dan kegunaanmu ketika Anda percaya kepadanya untuk memulai pekerjaan yang baru dalam hidup Anda. Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu! Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah" (Mazmur 51:14, 17-19).
Maukah Anda menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Gembalamu? Dia akan menuntun pikiran dan langkah-langkahmu, sehari lepas sehari, melalui FirmanNya, Alkitab. "Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu" (Mazmur 32:8). "Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion" (Yesaya 33:6). Di dalam Kristus Anda tetap akan memiliki pergumulan, namun sekarang Anda akan memiliki PENGHARAPAN. Dia adalah "Sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara" (Amsal 18:24). Kiranya anugrah Tuhan Yesus beserta dengan Anda saat Anda mengambil keputusan.
Jikalau Anda bersedia untuk percaya pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda, ucapkanlah kepada Tuhan kata-kata ini dalam hati Anda. "Tuhan, saya membutuhkan Engkau dalam hidupku. Ampunilah segala yang saya sudah lakukan. Saya beriman kepada Yesus Kristus dan percaya bahwa Dia adalah Juruselamat saya. Bersihkanlah saya, sembuhkan saya, dan pulihkan sukacita dalam hidup saya. Terima kasih untuk kasihMu kepada saya dan untuk kematian Yesus bagi saya."
Apakah Anda membuat keputusan untuk menerima Kristus karena apa yang Anda baca di sini? Jika demikian, klik pada tombol "Saya telah menerima Kristus pada hari ini" di bawah.
Adalah sulit bagi orang-orang percaya yang tinggal di negara-negara di mana kebebasan beragama adalah landasan dari peradaban untuk dapat betul-betul memahami resiko mengikuti Kristus di belahan dunia lainnya. Namun Alkitab adalah Firman Tuhan dan dengan demikian menyediakan pengertian yang menyeluruh terhadap cobaan-cobaan hidup di manapun dan kapanpun. Yesus sangat jelas bahwa mengikuti Dia adalah suatu pekerjaan yang beresiko. Bahkan kita harus mengorbankan segala yang kita mililki. Pertama-tama, kita membayar dengan diri kita sendiri. Kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Yesus mengatakan, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku" (Markus 8:34). Salib adalah alat kematian dan Yesus menjelaskan bahwa mengikuti Dia berarti mati terhadap diri sendiri. Semua keinginan dan ambisi duniawi kita harus disalibkan sehingga kita dapat memperoleh hidup yang baru di dalam Dia, karena tidak seorangpun dapat melayani dua tuan (Lukas 16:13). Namun hidup yang baru itu jauh lebih berharga dan bernilai dibandingkan segala yang dapat kita peroleh dalam dunia ini.
Kedua, mengikuti Yesus mungkin menyebabkan kita mengorbankan keluarga dan teman-teman kita. Dalam Matius 10:32-39, Yesus menjelaskan bahwa kedatanganNya membawa pemisahan antara para pengikutNya dan keluarga mereka, tetapi barangsiapa tidak membenci (artinya tidak mengasihi Dia lebih dari) keluarganya tidak layak untuk menjadi pengikutNya. Jikalau kita menyangkal Kristus demi untuk menjaga kedamaian dengan keluarga kita di dunia ini, Dia akan menyangkal kita di surga, dan jika Yesus menyangkal kita, kita akan tidak akan bisa masuk ke surga. Namun jika kita mengakui Dia di depan manusia, tanpa menghiraukan harga yang mungkin harus kita bayar, Dia akan berkata kepada BapaNya " "dia adalah milikKu, sambutlah dia dalam kerajaanMu." Hidup kekal adalah "mutiara yang indah" yang disebut dalam Matius 13:45-46 yang layak untuk kita peroleh dengan menjual segala milik kita. Adalah tidak layak untuk mempertahankan apa yang ada dalam hidup yang pendek ini dan kehilangan kekekalan. "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya" (Markus 8:36). Sebagaimana dikatakan oleh Jim Elliott, misionari yang dibunuh karena membawa Injil Kristus kepada orang-orang Indian Huaorani di Ekuador, "Seorang bijak menyerahkan apa yang dia tidak dapat pertahankan untuk memperoleh apa yang dia harus pertahankan."
Yesus juga menjelaskan bahwa penganiayaan karena Dia adalah tak terhindarkan. Dia mendorong kita untuk menerima itu sebagai bagian kehidupan kita dan tetap tabah dalam penganiayaan. Dia bahkan menyebut mereka yang dianiaya sebagai "berbahagia" dan mengatakan bahwa kita patut "bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga" (Matius 5:10-12). Dia mengingatkan bahwa demikianlah selalu umatNya dianiaya. Para nabi Perjanjian Lama dianiaya, dihina, disiksa, dibunuh bahkan dalam satu peristiwa digergaji! (Ibrani 11:37). Semua Rasul (kecuali Yohanes yang dibuang ke Pulau Patmos) dieksekusi karena memberitakan Kristus. Tradisi mengatakan bahwa Petrus menuntut untuk disalibkan dengan kepala di bawah karena dia merasa tidak layak untuk mati dengan cara sama seperti Tuhannya. Namun demikian, dalam suratnya yang pertama, Petrus menulis, "Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu" (1 Petrus 4:14). Rasul Paulus dipenjarakan, dicambuk dan dilempari batu berkali-kali karena memberitakan Kristus, namun dia merasa bahwa penderitaannya sekarang tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang menanti Dia (Roma 8:18).
Walaupun harga menjadi murid kelihatannya tinggi, ada upah duniawi dan upah surgawi yang menanti. Yesus berjanji akan selalu beserta dengan kita, bahkan sampai kepada akhir zaman (Matius 28:20); Dia tidak akan pernah meninggalkan atau membuang kita (Ibrani 13:5); Dia merasakan penderitaan dan kesakitan kita karena Dia sendiri sudah menderita untuk kita (1 Petrus 2:21); kasihNya bagi kita tak ada akhirnya, dan Dia tidak pernah menguji kita melampaui kemampuan kita menanggungnya dan akan selalu menyediakan jalan keluar bagi kita (1 Korintus 10:13). Saat kita menjadi orang pertama dalam keluarga atau masyarakat kita yang menerima Yesus, kita menjadi anggota-anggota keluarga Allah dan kita adalah duta-duta besarNya kepada orang-orang yang kita kasihi dan kepada dunia. Dengan demikian, kita adalah alat yang dipakaiNya untuk menarik orang kepada diriNya dan kita mendapat sukacita yang melampaui segala yang dapat kita bayangkan.